Header Ads

Tuesday, May 10, 2011

Ribuan Ulat Bulu Serang Rumah Warga


16 Pohon Kedondong Mati

CURUP RPP - Ribuan ulat bulu jenis grayak menyerang rumah warga di gang KaGaNga, RT 15 Kelurahan Air Putih Lama Curup. Selain itu, sebanyak 16 batang daun-daunan pohon kedondong habis disantap ulat bulu, yang diduga sebagai sumber awal munculnya ribuan ulat bulu.

Pantau RPP di lokasi, Senin(9/5), ribuan ulat bulu itu merayap-rayap di dinding rumah warga. Di samping itu, ulat bulu juga menempel di sento-sento rumah. Pekarangan rumah warga yang rindang, terdapat pohon manggan dan kelapa juga tidak luput dari serangan ulat bulu. Sesekali, ulat bulu jatuh dari atas pohon mangga dan kelapa, seperti tetesan air dari atas atap rumah setelah hujan. Bahkan, ulat bulu sempat menempel di pakaian beberapa wartawan yang meliput gerombolan ulat bulu tersebut, karena kejatuhan ulat bulu dari atas pohon.


Serangan ulat bulu tersebut menyebar hingga radius 50 meter. Tergeletak di tanah, di pohon dan daun singkong. Menurut keterangan warga, Wati (24), ulat bulu tersebut sudah menyerang sejak 1 minggu yang lalu. Diduga asal ulat bulu dari pohon kedondong yang berada persis di belakang rumah yang ia sewa. Bahkan, kata Wati, ulat bulu sempat masuk ke dalam rumahnya, hingga masuk ke kamar dan naik ke atas kasur. Karena diketahui, ulat bulu langsung dibunuh. "Paling banyak itu pagi-pagi. Keluar galo ulat bulunyo," kata Wati kepada RPP.

Diungkapkannya, seminggu yang lalu, ulat bulu tidak sampai sebanyak pada kondisi sekarang. Karena kondisinya sedikit, ulat bulu hanya dibuang dan dibakar saja. "Idak taunyo makin banyak cak ini," keluh Wati.

Selain itu, rumah yang behadapan dengan rumah Wati juga ikut diserang ulat bulu. Ulat bulu menempel pada pagar-pagar dari semen dan dinding-dinding rumah. Kebetulan pemilik rumah, Rudi sedang keluar kota, hanya ada isterinya Herlena, guru SMAN 1 Curup dan pembantunya Susila. Dikatakan Susila, ulat bulu kerap masuk ke dalam rumah. Untuk antisipasi agar ulat bulu tidak masuk, pintu dan jendela selalu ditutup. "Kalau masuk, aku sapu bae. Kini pintu, segalo jendela di tutup terus biar idak masuk ke dalam," tukas Susila.

//Antisipasi Dini
Mengetahui adanya serangan ulat bulu, Kepala Dinas Pertanian RL Ir Alrullah, di dampingi Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Holtikultura (BPTPH) Provinsi Bengkulu, Suryadi, langsung menuju ke lokasi. Untuk melihat sejauh mana serangan ulat bulu tersebut. Kepada RPP Alrullah mengatakan, begitu ada laporan pihaknya harus segera cepat tanggap. Tindakan yang dilakukan pertama kali adalah antisipasi dini. Hanya saja, tindakan yang dilakukan belum ke tahap emergency. "Kita upayakan dahulu pencegahan dini dengan cara alami. Besok petugas kami akan turun langsung ke lapangan melakukan tindakan," ujar Alrullah.
Sementara menurut Suryadi, untuk pencegahan awal, masyarakat dapat menggunakan cara yang alami, yakni caranya, 1 buah Air Kelapa, 1 liter air beras dan 1/4 liter alkohol 85 persen. Dicampur aduk jadi satu, kemudian disemprotkan ke pohon-pohon dan serangan ulat bulu. Menurutnya, banyaknya ulat bulu ini akibat perubahan cuaca yang eksrim. Sedangkan populasi pemangsanya, seperti burung pipit, burung gereja dan sebagainya berkurang. "Besok (hari ini), kami akan lakukan penyemprotan," pungkas Suryadi.(imi)


1 comment:

Unknown said...

serangan ulat bulu bukan oleh karena perubahan cuaca yang extrim, tapi keseimbangan ekosistem terganggu. hewan pemangsa ulat ini yang sudah langkah,di curup, selain itu ini adalah salah satu contoh akibat pemakaian pestisidah yang terlalu tinggi di alam, mamatikan makhluk hidup lain yang berfungsi sebagai predator. Kalau melihat jenis ulatnya, ini ulat dari moth (ngengat) dalam bbrp hari mereka akan berubah jadi kepompong, mereka keluar dan nampak kemana mana karena kekurangan makanan. kalau cukup mereka hanya makan dilokasi tertentu saja, dan biasanya di mangsa burung. Sangat memprihatinkan, karena sangat banyak flora fauna curup yang hilang penampakannya beberapa tahun terakhir ini, dari jenis kupu, kumbang, burung, katak dan lain lain. satu rantai ekosistem yang akan berdampak ke ekosistem lain di kemudian hari dan ini tak di sadari oleh warga curup.

Back To Top