Header Ads

Saturday, November 15, 2008

BERFIKIR POSITIF


Suatu ketika di sebuah daerah, ada seorang laki-laki tua berumuran sekitar 50 tahun, yang berasal dari desa terpencil –kampung. Laki-laki ini mengalami sakit yang cukup parah, yaitu TBC. Karena merasa batuk yang dideritanya tidak kunjung sembuh, ia akhirnya memutuskan untuk datang ke kota menemui seorang dokter ahli setelah ia mendapat saran dari tetangganya yang juga pernah berobat dengan dokter yang sama. Dengan berbekal uang seadanya dengan memecah celengan berbentuk kendi dari tanah, berangkatlah laki-laki tua itu ke kota. Dengan penuh harapan dan keyakinan demi mengobati penyakit yang dideritanya.
*****
Setelah cukup lama mengantri tibalah giliran laki-laki tua yang dipanggil oleh seorang wanita muda --asisten dokter. Matanya sedikit liar menyaksikan ruangan dokter yang dipenuhi oleh peralatan medis namun terasa asing di matanya. Dalam hati ia bergumam kagum dan merasa sangat yakin pada dokter tersebut. Seperti biasa dokter dengan ramah menanyakan keluhan pasiennya, dan laki-laki itu meceritakan semua keluhan penyakit yang dideritanya. Setelah pemeriksaan dokter menuliskan resep obat yang harus ditebus di apotik, dan memberikannya kepada si pasien. “ ini pak, obatnya yang harus bapak minum, nanti sesampai di rumah langsung di minum ya pak”, kata si dokter. Laki-laki itu terlihat bingung, namun tampak keceriaan dan keyakinan terpancar dari wajahnya.
Sesampainya di rumah tanpa istirahat, mengingat perjalanannya yang cukup jauh, langsung saja dia ambil segelas air putih, kemudian ia mengeluarkan resep dokter yang tertulis di selembar kertas. Tanpa babibu dengan penuh keyakinan bahwa ia akan sembuh, dicelupkannya resep dokter tadi kedalam gelas yang berisi air putih berulang-ulang kali sampai kertasnya rusak karena basah, kemudian air putih tersebut diminumnya ( padahal maksud dokter, resep tersebut ditebus di apotik bukan dicelup). Dalam hati ia bergumam gembira “ sebentar lagi penyakitku akan sembuh”. Menakjubkan, keesokan harinya penyakit yang ia derita benar-benar sembuh, ia tidak lagi batuk-batuk, setelah yakin benar-benar sembuh ia segera kambali ke kota menemui sang dokter untuk menyampaikan kegembiraannya, setelah diperiksa ulang ternyata ia benar-benar sembuh.

Dari ilustrasi cerita di atas dapat kita petik hikmah, bagaimana keluguan seseorang laki-laki desa yang berhasil sembuh karena meminum secarik kertas yang tertulis resep dokter. Bukan berarti kita harus mengikuti cara yang sama ketika kita berobat ke dokter, tetapi kita bisa memetik pelajaran darinya. Yaitu laki-laki tersebut begitu sangat yakin akan kesembuhannya setelah ia menemui sang dokter, dan ia yakin bahwa secarik kertas itulah obatnya. Keyakinan itu tidak akan ada bila ia tidak berfikir positif kepada sang dokter, karena fikiran positif itulah yang membuat ia yakin. Sebelum ia menemui sang dokter, ia telah berfikir positif terlebih dahulu bahwa dokter itu sangat hebat, mungkin karena ia mendengar cerita banyak dari tetangganya tentang kemampuan sang dokter, apabila ia berfikr negatif maka ia akan pesimis akan kesembuhannya. Begitu pula dengan sang dokter, karena kepercayaan dan keyakinan si pasien maka dokter tersebut akan merasa yakin pula, ia merasa percaya diri akan kemampuannya menyembuhkan si pasien.

Satu cerita lagi. Di sutu pagi di asrama mahasiswa di hebohkan oleh berita kehilangan Hand Phone ( HP ) dan dompet milik salah seorang penghuni asrama, tidak ada tanda-tanda adanya pihak luar asrama atau orang lain dari luar asrama yang masuk kemudian mencuri, karena malam itu pintu pagar dan pintu asrama tidak ada yang rusak, penghuni yakin yang mengambil adalah orang dalam asrama sendiri, namun siapa? Kemudian penghuni saling mencurigai, dari desas-desus dan cas-cis-cus tertujulah kecurigaan pada suatu nama, katakanlah si A di tambah lagi pada saat pemeriksaan kamar satu persatu si A tidak tampak batang hidungnya, semakin yakinlah kecurigaan mereka pada si A.
Karena kecurigaan itu, maka setiap gerak-gerik si A pun selalu mencurigakan dan selalu diawasi setiap pergerakannya. Apapun yang di lakukan si A selalu di curigai padahal yang di lakukan si A biasa saja seperti halnya dahulu sebelum ada berita kehilangan, seolah-olah ia sudah menjadi tertuduh dan menjadi pelaku padahal belum ada bukti. Ketika ia melakukan kesalahan sedikit ia menjadi bulan-bulanan ocehan teman-temannya. Karena merasa di curigai dan diawasi si A pun akhirnya bergerak dengan sangat hati-hati, dan bahkan salah tingkah, di sinilah kecurigaan penghuni asrama semakin menjadi-jadi seolah-olah si A sedang merencanakan sesuatu karena perilakunya yang berubah, terkesan hati-hati tadi. Sesungguhnya HP dan Dompet yang hilang tidaklah hilang namun tertinggal di rumah temannya saat ia berkunjung pada malam harinya tetapi karena lelah ia lupa dan langsung tertidur pulas sesampainya di asrama. Akhirnya ia dan teman-temannya segera meminta maaf pada si A.

Fikiran negatif akan membuat kita selalu curiga dan tidak percaya pada seseorang, akibatnya kita tidak akan maju, selalu stagnan diam di tempat. Ketidak percayaan kita pada seseorang dan berfikiran negatif akan membawa pengaruh tidak baik pada diri kita, karena kita selalu curiga (jangan-jangan...?? jangan-jangan?? –jangan-jangan yang penuh curiga). Berfikir negatif pada seseorang akan membawa pengaruh buruk pula pada orang tersebut. Misalnya kita selalu berfikir negatif pada Mantan Narapidana, yang tadinya ia telah pulih akan kembali lagi pada kejahatannya karena pencitraannya yang tidak baik. Ingat pencitraan bermula dari fikiran.
Berfikir positif akan membawa perubahan yang sangat dahsyat, keyakinan, kepercayaan, optimisme semangat serta vitalitas berfikir positif akan membawa pengaruh yang positif pula, baik pada diri sendiri maupun orang lain. Orang yang Sukses adalah orang yang berfikir kesukseksesan. Kata orang bijak : apa yang kita kerjakan itulah yang kita hasilkan. Lakukanlah hal yang benar karena itulah kebenaran.
Terakhir, saya mencoba mengajak pembaca untuk membayangkan sesuatu, seandainya semua orang atau kebanyakan orang berfikir positif terhadap Dewi Persik, atau Inul Daratista ( yang di cap seksi, dan seronok tanpa malu-malu di atas panggung), bahwa mereka adalah wanita yang solehah, taat beribadah, mereka adalah perempuan yang malu untuk memperlihatkan auratnya, sekali lagi coba kita bayangkan, jika semua orang berfikir demikian terhadap mereka, apa yang akan terjadi??? Mari kita tanyakan pada rumput yang bergoyang :)

No comments:

Back To Top